dafrat Blog Q

MyCSSMenu Save Document [+] Open Visual Interface

Saturday, January 26, 2013

BANJIR OH BANJIR


Banjir Meluas Lagi, Pemda Janji Akan Turunkan Bantuan

SEIMANDAU- Banjir yang terjadi di dusun 2 dan 3 Desa Muara Bungkal Kecamatan Sungai Mandau kembali meluas. 5 hari yang lalu warga ngotot bertahan dirumahnya, namun kini sebanyak 18 Kepala Keluarga (KK) korban banjir terpaksa mengungsi. Sementara, Sementara itu Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Siak Normansyah saat di konfirmasi Haluan Riau melalui Celuler, Selasa (1/1) mengatakan, pihaknya akan menurunkan bantuan berupa sembako ke desa tersebut.

"Kita akan menurunkan bantuan berupa sembako ke desa tersebut jika usulan dari pihak kecamatan masuk," kata Nurmasyah

Sementara, camat Sungai Mandau Wan Saiful Effendi mengatakan pihak kecamatan akan mengirimkan permohonan ke dinas terkait berdasarkan data kebutuhan masyarakat dari desa. Saat ini data kebutuhan sudah terkoordinir secepatnya akan di kirim sebagai upaya meringankan beban masyarakat korban banjir.

"Saat ini data sudah terkoor dinir, dan kami akan berkoordinasi lagi dengan pihak desa jika ada kebutuhan yang lain. Permohonan bantuan akan kita sampaikan sesuai dengan kebutuhan warga, agar tidak terkesan memanfaatkan musibah tersebut untuk meminta-minta," ungkap Wan Saiful Effendi.

Kepala Desa Muara Bungkal mengaku saat ini sudah menyiapkan 4 proposal permohonan bantuan untuk warganya, hari ini akan disampaikan ke pihak kecamatan dan akan diteruskan ke Kabupaten. Hal ini dilakukannya agar warganya tidak terlantar.

Ditambahkannya, saat ini air semakin bertambah tinggi dan meluas hingga sampai ke Dusun 2. Akibat banjir susulan ini,  sebanyak 17 KK warga Dusun 3 atau Bangkul Godang yakni Kampung Jawa RT 1/ 3 dan Dusun 2 warga yang mengungsi 1 KK. Kedalaman air telah mencapai 1,5 meter lebih. Selain mengenangi rumah warga, banjir juga melanda perkebunan warga serta sarana umum lainnya seperti jalan umum, Musola, sekolah, mesjid dan kantor kepala desa.

"Sebagian warga mengungsi ke dusun satu ada juga yang mengungsi ke Suka Jaya, mereka mengungsi ke rumah saudaranya," jelas Asril Amran

"Kami terus memantau kondisi warga yang berada di lokasi banjir dan tetap melakukan koordinasi dengan kepala dusun dan RT/RW setempat dan di imbau agar warga tetap waspada terutama pada malam hari," imbuh Asril Amran

Selain itu, banjir yang melanda Dusun 3 membuat akses jalan darat menuju ke yang terletak paling ujung Desa Muara Bungkal kini tidak bisa dilalui. Untuk menuju ke Dusun 3, hanya bisa melewati sungai dengan menggunakan tranportasi sampan atau pompong.

Ketua RT 1 RW 3 Dusun 3 Hasim mengatakan untuk memasuki Dusun 3 untuk saat ini lanjutnya warga harus menggunakan sampan, karena tidak bisa melewati jalan darat lagi, tapi tidak semua warga yang memiliki tranportasi tersebut. Hal ini yang menjadi kendala bagi warga untuk dapat keluar masuk kampungnya




Banjir Terjadi Selama 2 Bulan

Dinsos Provinsi Riau Salurkan Sembako Ke Korban Banjir

SUNGAI MANDAU – Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Riau Said Saqlul Amri melalui Staf Penaggulangan Tengku Ratna Wilis didampingi Turut hadir staf anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) Provinsi Riau Sudirman dan Kepala desaa Muara Bungkal Asril Amran, Sabtu (29/12) meninjau lokasi banjir yang terjadi di Dusun 3 dan 3 Desa Muara Bungkal Kecamatan Sungai Mandau, sekaligus menyerahkan bantuan sembako ke korban banjir.

Bantuan yang disalurkan yakni beras seberat 1,2 ton, telur ayam 3600 butir, ikan asin local 120 Kg, kacang hijau 60 Kg, gula pasir 120 Kg, susukental manis merek tiga sapi 120 kaleng, minyak goreng kemasan satu liter 120 bungkus, the celup isi 25 buah sebanyak 240 kotak dan garam beryodium kemasan 25 Gr sebanyak 240 bungkus. Sembako tersebut kemudian di bagi menjadi 120 paket agar dapat dibagikan ke seluruh warga korban banjir.

Banjir di desa tersebut sudah berlangsung selama 2 bulan, meskipun sebelumnya sempat surut kini banjir meluas lagi hingga kedalaman air mencapai 1,5 meter. Terdapat 120 Kepala Keluarga (KK) yang terkena banjir, namun mereka enggan mengungsi dan memilih membuat panggung tambahan di rumah mereka untuk beristirahat sembari menunggu surutnya air.

Tengku Ratna Wilis mengatakan bahwa banjir yang terjadi sudah sangat parah, karena berlangsung selama 2 bulan. Oleh sebab itu perlu penanganan yang serius terhadap warga korban banjir di desa tersebut. Meluhat kondisi yang ada, bukan hanya bantuan sembako yang dibutuhkan oleh warga, namun alat trasportasi dan fasilitasuntuk mencegah terjadinya penyakit seharus nya dapat disediakan. Selain itu harus ada time siaga bencana dilengkapi perahu karet dan fasilitas pengobatan guna mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan seperti rumah roboh akibat terjangan air atau banjir mendadak meluap lebih tinggi lagi.

“banjir yang terjadi sudah sangat parah, kita akan berkoordinasi dengan kepala desa dan pemerintah pusat untuk menangani musibah ini karena, masyarakat bukan hanya membutuhkan bantuan sembako saja namun perlu juga disediakan alat-alat untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan,”  Tengku Ratna Wilis

Ditambahkannya, kalau menurut prosedur seharusnya Pemerintah Daerah (Pemda) yang seharusnya terlebih dahulu menangani musibah  ini. Karena fasilitas seperti perahu karet dan fasilitas lainnya sudah disalurkan ke dinas terkait dan dapat diturunkan pada kondisi seperti ini.

“Seharusnya 7 hari pertama merupakan tanggungjawab Pemda, setelah itu 7 hari berikutnya Dinsos Provinsi ikut berperan, kalau banjir melebih 2 minggu kita perlu menyampaikan ke pusat untuk dapat menurunkan bantuan. Sayangnya kita baru mengetahui hal ini, itupun langsung dari kepala desa yang menghubungi kita,”  kata Tengku Ratna Wilis

Sementara Asril Amran Mengaku sagat khawatir dengan kondisi warganya, karena selama 2 bulan tidak dapat bekerja mengambil hasil kebun karet mereka, sementara penghasilan utama warga setempat adalah dari kebun karet.

“saat ini yang saya fikirkan bagaimana warga saya bisa makan untuk bertahan hidup, kalau ditempat lain meskipun banjir orang masih bisa bekerja, sementara di sini penghasilan warga hanya dari kebun karet. Bahkan kemaren saya menemukan warga yang sudah makan ubi kayu, ada yang mencincang ubi kayu yang dimasak bercampur beras,” tegas Asril Amran

“Saya sangat mengharapkan baik dari pemerintah ataupun perusahaan-perusahaan terutama yang berada dilingkungan kabupaten siak untuk dapat membuka hatinya dan mengulurkan tangan untuk membantu warga kami yang terkena musibah banjir ini,” imbuh Asril Amran

Pantauan Haluan Riau, warga bertahan hidup dengan menambahkan panggung di rumah mereka. Sebagian ada yang mengungsi ke keluarganya yang rumah panggungnya tinggi, terlihat aktifitas hanya diam di rumah atau memancing ikan. Jalan semenisasi yang berada didepan pemukiman warga tetelan banjir dengan kedalamna yang cukup tinggi, terlihat beberapa warga mendayung sampan dari rumah ke-rumah yang lain, dan hampir tiap rumah menyediakan sampan di depan rumah mereka sebagai alat transportasi.

Fahmi (30) warga dusun 2 mengaku, warga setempat memang belum mau mengungsi hal ini karena, dataran tinggi yang dekat dengan lokasi banjir adalah hutan, menurutnya mengungsi di dekat hutan lebih berbahaya, lagi pula tidak ada yang menjamin masaalah kehidupan mereka di pengungsian terutama masalah kebutuhan makanan.



Banjir, Warga Desa Buantan Besar Minta Galian di Simpang Kolam Hijau Menuju Sungai Siak.

SIAK-Beberapa pekan terakhir desa Buantan Besar kerap di guyur hujan dengan curah yang cukup tinggi, hal ini membuat pemukiman dan perkebunan warga kebanjiran.

Banjir yang terjadi ini sudah berlangsung lama, bahkan beberapa hari terakhir air kelihatannya makin tinggi. Masyarakat menilai perlu adanya galian dari simpang kolam hijau menuju sungai siak guna menormalisasi air, hal ini karena anak sungai yang ada selain kotor juga kurang mampu menampung debit air yang ada.


Banyak rumah warga yang terendam banjir, akibatnya mereka terpaksa mengungsi kerumah keluarganya masing-masig. Meskipun jauh, mengungsi ke keluarga merupakan hal yang lebih baik karena keluarga merupakan orang terdekat yang bisa membantu dalam kondisi susah.

Udin (30) warga setempat, Jumat (14/12) mengaku bahwa sudah alat berat diturunkan untuk menggali di parit-parit, tetapi airnya tidak juga menyusut. Hal tersebut karena normalisasi tali air hanya dilakukan pada saluran sekunder, sementara saluran primer yang mengalirkan air secara langsung dari pemukiman warga menuju sungai siak belum di bersihkan.

"Kita minta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Siak supaya dapat membantu kami menggali parit-parit itu dari simpang Kolam Hijau menembus jalan menuju ke Kolam hijau agar air bisa dibuangkan langsung menuju ke Sungai Siak," pinta Udin

Banjir ini juga membuat para petani di Desa Buantan Besar Kecamatan Siak Kabupaten Siak kesulitan untuk membawa hasil kebunnya keluar, akibat kedalaman air yang cukup tinggi kini Hasil panen mereka yakni Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit hanya dapat dikeluarkan mengunakan perahu sampan.

Sementara, Harsono (29) warga Dusun Kolam Hijau RT/RW 02/01 mengaku bahwa sejauh tiga kilo meter dirinya terpaksa mendayung dan menyeret sampan guna mengelurakan hasil panennya.

"Kejauhan jalan yang kami tempuh menuju kekebun Sekitar 3 Km, sementara saat ini ketinggian air mencapai setinggi pinggang kita," pungkas Harsono

dikatakanya lagi dahulunya kami kalau memanen itu,mengunakan kendaraan seperti honda sekarang tidak lagi jalan itu sudah pada tengelam bahkan tidak nampak lagi,akibat banjir, ''keluhnya pada tahun dulu, pernah juga di desa kita ini mengalami banjir tetapi,tidak separah tahun ini yang dialami.bukan kebun saja yang mengalami kebanjiran bahkan beberapa rumah wargapun ikut terendam,'' pungkas Harsono





Desa Muara Bungkal Kembali Terendam Banjir

SUNGAI MANDAI - Banjir kembali melanda Desa Muarabungkal, saat ini ketinggian air mencapai 2 meter. Hal ini sebagaiman disampaikan Kepala Desa (Kades) Muarabungkal Asril Amran, Rabu (26/12) saat dihubungi Haluan Riau melalui celuller.

Disampaikannya, bahwa desanya baru saja satu minggu kering dari air banjir kini banjir susulan kembali terjadi. Banjir yang terjadi kali ini sama halnya dengan banjir yang sebelumnya, yakni dari air hujan dan pasang besar yang terjadi di Desa tersebut. Kondisi banjir terparah yakni di Dusun 2 dan Dusun 3.

"Air naik mulai kemaren, kini air makin dalam, padahal air banjir sebelumnya baru saja satu minggu kering. Saya sudah bekoordinasi dengan kepala dusun guna memantau perkembangan kondisi banjir," ungkap Asril Amran

Bulan lalu, banjir yang terjadi di desa ini mencapai ketinggian 2 meter dan baru kering dalam waktu satu bulan lebih, apakah hal yang serupa akan terjadi lagi, lalu bagaimana nasib warga yang tinggal di Desa tersebut.?


Iwan (35) warga Dusun 3 mengaku sangat terpukul dengan musibah yang menimpa desa tersebut, karena baru saja satu minggu bisa mengambil hasil kebun karetnya dan kini terpaksa menhentikan usahanya menjemput rizki. Sementara penghasilan lain adalah nelayan yang kiti hasilnya tidak menjanjikan.

"Satu bulan lebeh kita tak bisa motong getah, baru saja mulai satu minggu kini dah banjer lagi. Ya kualahan lah, buat makan tabungan dah abes, semoga saja cobaan ini segera berakhir," ungkap Iwan.

Sementara Fahmi (40) warga Dusun 3 Desa Muara Bungakal mengaku bahwa penghasilan utama warga setempat adalah dari kebun karet, pada kondisi banjir seperti sekarang pastilah aktivitas warga terhenti karena karet tidak dapat diambil hasilnya.


No comments:

Post a Comment