dafrat Blog Q

MyCSSMenu Save Document [+] Open Visual Interface

Thursday, April 25, 2013

Liputan 25 04 2013 : Nelayan Keluhkan Keruh dan Busuknya Air Sungai Siak

Nelayan Keluhkan Keruh dan Busuknya Air Sungai Siak

KOTO GASIB - Para nelayan desa Buatan kecamatan Koto Gasib mengeluh, penghasilan mereka kini terancam disebabkan keruhnya air sungai Siak bahkan mengeluarkan bau, hal itu membuat ikan banyak yang mati, hal itu mengganggu penghasilan mereka

Hal ini sebagaimana disampaikan Husain (41) seorang nelayan yang tinggal ditepi sungai desa Buatan, Husain mengaku dirinya dan rekan-rekan nelayan yang lain sudah 2 minggu ini penghasilannya terganggu, keruh dam membusuknya sungai Siak membuat belat, jaring, jala dan tajur yang mereka pasang di sungai Siak tidak mampu menangkap ikan.

Karena sudah berlangsung lumayan lama, hal itu membuat para nelayan putus asa turun melaut, sampan-sampan yang digunakan mencari ikan kini terpaksan dinaikkan ke darat, aktifitas nelayan di daerah tersebut kini mati. Merenungi nasib sambil berharap keadaan segera pulih satu hal yang bisa dilakukan mereka, pasalnya mereka sudah bergantung pada penghasilan melaut yang sudah dilakukan keluarga secara turun temurun

"Kalau biasanya kami bisa menghasilkan sekitar Rp. 100 rb s/d Rp. 150 rb perhari, sekarang kalau dipaksakan melaut, mendapat uang Rp. 20 rb pun susah. Kalaupun dipaksakan mencari ikan, pasti penghasilan tidak sesuai dengan biaya yang kami keluarkan," tegas Hisin

Senada disampaikan Hasan (45) yang juga nelayan warga desa Buatan, menurutnya kehidupan nelayan di pinggir sungai siak kini sudah terancam, mereka hanya berharap adanya perhatian pemerintah untuk segera mengatasi permasaalahan yang ada.

"Kalau air keruh dan membusuk tentu ada sebabnya, kami percaya pemerintah bisa mencari penyebabnya dan bisa memulihkan kondisi ini. Jika hal ini dibiarkan pemerintah, kami nelayan ini mau makan apa!," tegas Hasan

Menurut Hasan, kemungkinan besar pencemaran air yang ada merupakan dampak dari limbah perusahaan, namun kepastiannya pihak tertentulah yang bisa menjawab. "Kalau memang akibat limbah perusahaan, harapan kami pemerintah bisa menertibkan perusahaan yang bersangkutan," pungkas Hasan. (Lam BaiQ)

No comments:

Post a Comment