Jomaris Guru Perintis di SD Tasik Betung
TASIK BETUNG- Tepatnya di pinggir Tasik Betung
desa Tasik Betung Kecamatan Mandau, Siak, di sana pemerintah Kabupaten
Bengkalis mulai mendirikan satu sekolah SD pada tahun 1995, pada waktu itu
Jomaris di tugaskan mejadi guru merangkap Kepala Sekolah, petugas tata usaha
dan kebersihan, begitulah usaha yang harus dilakukan karena hanya sendiri di
utus untuk menjalankan pendidikan di sekolah tersebut.
Kondisi Tasik Betung saat itu sangat terisolir,
hanya ada transportasi laut menuju daerah itu. Keberadaan Tsik Betung yang
bermuara ke Sungai Siak dan beberapa anak sungai dimanfaatkan warga setempaat
sebagai jalur transfortasi, sementara daerah terdekat yakni dengan menuju Siak
Kecik, dengan menggunakan pompong darti Tasik Betung menuju Siak Kecik membutuhkan
waktu setengah hari atau bahkan satu hari, hal itu tergantung kecepatan pompong
dan arah arus. Meskipun daerah tersebut jauh dan sangat terpencil, namun Jomaris
mengaku senang dan tenang ditugaskan di tempat itu, senang karena bisa
mencerdaskan anak setempat yang mana pada waktu itu belum ada satu orang pun
yang lulus sekolah SD. “Alhamdulillah, pertama saya datang di sini, baik orang
tua atau anak belum ada yang lulus SD. Dan saya senang bisa mengajar,
memberantas buta huruf dan menyampaikan apa yang saya ketahui sebagai lading
amal,” ungkap Jomaris di hadapan Salam BaiQ, Sabtu (16/2) di kantornya.
Mengajarkan semua mata pelajaran dan beberapa
kelas dialaminya selama 3 tahun, hingga pada tahun 1998 ditugaskan seorang guru
guna membantu tugasnya. Mengajar berdua dialaminya selama 6 tahun, artinya sudah
tiga angkatan murid diluluskan dari usaha mereka berdua. Harapan mendapatkan
bantuan guru guna memajukan sekolah tersebut akhirnya datang, pada tahun 2004
SD tersebut mendapat bantuan satu orang guru honor dan tahun 2005 sebanyak 4
orang guru PNS di kirim ke sekolah tersebut.
Tidak hanya keterbatasan SDM, pada awalnya
sekolah tersebut hanya dilengkapi dengan fasilitas dua ruang belajar dan itu berlangsung
selama 12 tahun, 2 ruang belajar tersebut digunakan untuk mengajar murit dari
kelas satu sampai kelas 6, mengajar 3 kelas dalam satu ruangan merupakan usaha
yang dilakukan saat itu. Hingga akhirnya pada tahun 2007 sekolah tersebut
mendapat bangunan baru. “Pada waktu itu, karena lokalnya Cuma dua, terpaksa
satu lokal kami gunakan untuk tiga kelas secara bersamaan,” ungkapnya.
Saat ini sekolah tersebut memiliki 4 ruang
belajar, shingga masih ada dua kelas yang terpaksa dijadikan satu karena
keterbatasan fasilitas. Selain itu, SD tersebut sudah memiliki kelas jauh
dengan fasilitas 2 ruang belajar dan sudah memiliki murid 6 kelas, sehingga
kelas jauh harus mengalami nasib yang sama dengan sekolah induknya pada awal
berdiri. Namun demikian jomaris mengaku masih sangat sedikit murid yang
diterima di tiap tahun ajaran baru, dari awal hanya ada 7 atau 10 murid yang
mendaftar tiap tahunnya, jumlah tersebut kini sudah mengalami peningkatan, di
tahun 2012 lalu sebanyak 25 murid mendaftar di sekolah tersebut, dan itu
termasuk kelas jauhnya. Menurutnya, hal itu mungkin yang menjadi penyebab
pemerintah belum mengabulkan usulannya untuk menambah ruang belajar.
Saat ini terdapat 6 Guru PNS, 3 Guru honor dan
3 penjaga sekolah yang bertugas di sekolah tersebut, mereka bertugas di sekolah
induk dan kelas jauh. Pada sekolah tersebut belum terdapat guru agama islam,
sehingga guru kompetensi lain terpaksa dipercayakan untuk menyampaikan materi
agama. “Kami masih kekurangan Guuru agama,” ungkap Jomaris
Untuk melanjutkan pendidikan, lulusan SD
tersebut harus berusaha keras, pasalnya SMP terdekat berada di Desa Bencah
Umbai yang berjarak lebih dari 100 Km. hal itu menunjukkandaerah tersebut masih
sangat terpencil dan membutuhkan perhatian khusu.
Itulah kondisi Desa Tasik Betung, yang saat ini
dikelilingi HTI PT Arara Abadi, belum ada jalan darat yang dibangun pemerintah
menuju daerah tersebut, dan mungkin sangat susah pemerintah untuk bisa
membangunnya pasalnya sudah menjadi HGU perusahaan. Jalan yang dibuat PT untuk
mengeluarkan kayu tanamannya merupakan jalan terdekat yang digunakan masyarakat
setempat untuk keluar daerah atau menuju Kota Kabupaten.
tulisannya bagus....dan salut buat pak guru Jomaris...
ReplyDelete